Betapa ku mencintaimu
Sgala yang tlah terjadi
Tak pernah sendiri
Jalani hidup ini
Selalu menyertai
Betapa ku menyadari
Di dalam hidupku ini
Kau selalu memberi rancangan terbaik oleh karena kasih..
Bapa..
Sentuh hatiku..
Ubah hidupku..
Menjadi yang baru
Bagai emas yang murni Kau membentuk bejana bagiku
Bapa..
Ajarku mengerti..
Sebuah kasih yang selalu memberi
Bagai air mengalir yang tiada pernah berhenti
Kamis, 06 Agustus 2009
Sejauh Timur...Dari Barat
Sejauh timur..dari barat Engkau membuang dosaku
Tiada Kau ingat lagi pelanggaranku
Jauh kedalam tubir laut
Kau melemparkan dosaku
Tiada Kau perhitungkan kesalahanku
Betapa besar kasih pengampunan Mu Tuhan
Tak kau pandang hina hati yang hancur
Kuberterima kasih kepadaMu ya Tuhan
Pengampunan yang Kau beri.. pulihkanku..
Tiada Kau ingat lagi pelanggaranku
Jauh kedalam tubir laut
Kau melemparkan dosaku
Tiada Kau perhitungkan kesalahanku
Betapa besar kasih pengampunan Mu Tuhan
Tak kau pandang hina hati yang hancur
Kuberterima kasih kepadaMu ya Tuhan
Pengampunan yang Kau beri.. pulihkanku..
Mengenal Hatiku
Hanya dekat kasihmu Bapa
Jiwakupun tentram
Engkau menerimaku dengan sepenuhnya
Walau dunia melihat rupa
Namun kau memandangku
Sampai kedalaman hatiku..
Tuhan inilah yang ku tahu.. kau mengenal hatiku
Jauh melebihi semua yang terdekat sekalipun
Tuhan inilah yang ku mau.. kau menjaga hatiku
Supaya KEHIDUPAN memancar senantiasa...
Jiwakupun tentram
Engkau menerimaku dengan sepenuhnya
Walau dunia melihat rupa
Namun kau memandangku
Sampai kedalaman hatiku..
Tuhan inilah yang ku tahu.. kau mengenal hatiku
Jauh melebihi semua yang terdekat sekalipun
Tuhan inilah yang ku mau.. kau menjaga hatiku
Supaya KEHIDUPAN memancar senantiasa...
Dia Mengerti
Terkadang kita merasa tak ada jalan terbuka, tak ada lagi waktu...terlambat sudah...
Tuhan tak pernah berdusta
Dia slalu pegang janjinya
Bagi orang percaya mujizat nyata
Dia mengerti
Dia peduli
Persoalan yang sedang terjadi
Dia mengerti
Dia peduli
Persoalan yang kita alami
Namun satu yang Dia agar kita percaya samapi mujizat menjadi nyata
Tuhan tak pernah berdusta
Dia slalu pegang janjinya
Bagi orang percaya mujizat nyata
Dia mengerti
Dia peduli
Persoalan yang sedang terjadi
Dia mengerti
Dia peduli
Persoalan yang kita alami
Namun satu yang Dia agar kita percaya samapi mujizat menjadi nyata
Rabu, 17 Juni 2009
Doaku
Tuhan ,
Jika aku belum layak untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan jangan uji aku dengan sebuah perasaan.
Jika aku belum sempurna untuk sebuah kasih bekukan hatiku terhadap segala macam harapan.
Jangan biarkan air mata ini mengalir dengan sia-sia
Jangan biarkan bibir ini menjadi kelu hanya untuk sebuah nama
Aku hanya manusia biasa yang mencoba menunjukkan bahwa aku berharga
Jadikan aku kuat didalam kelemahanku
Jadikan aku tegar diatas kekurangan yang aku miliki
Saat aku kehilangan kendali terhadap diri
Saat aku didera putus asa, gelisah serta harapanku yang mulai sirna
Izinkan aku tetap melihat sinarmu
Aku berdoa untuk hari ini, untuk hari yang aku jalani
Untuk hari esok yang tak pernah ku tahu dengan pasti aku hanya mampu berdoa jadikan aku lebih berarti.
Jika aku belum layak untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan jangan uji aku dengan sebuah perasaan.
Jika aku belum sempurna untuk sebuah kasih bekukan hatiku terhadap segala macam harapan.
Jangan biarkan air mata ini mengalir dengan sia-sia
Jangan biarkan bibir ini menjadi kelu hanya untuk sebuah nama
Aku hanya manusia biasa yang mencoba menunjukkan bahwa aku berharga
Jadikan aku kuat didalam kelemahanku
Jadikan aku tegar diatas kekurangan yang aku miliki
Saat aku kehilangan kendali terhadap diri
Saat aku didera putus asa, gelisah serta harapanku yang mulai sirna
Izinkan aku tetap melihat sinarmu
Aku berdoa untuk hari ini, untuk hari yang aku jalani
Untuk hari esok yang tak pernah ku tahu dengan pasti aku hanya mampu berdoa jadikan aku lebih berarti.
Rabu, 13 Mei 2009
Tiba Saatnya
Belum berakhir.
Jalanmu masih panjang..berlari dan terus berlari ..
Jangan toleh kebelakang..
Jangan hiraukan siapapun yg menghadang
Pencapaian garis finish itu masih panjang..banyak hal yg akan merintangi.
Termasuk batu kerikil yg bisa jadi sandunganmu.
Termasuk sinar mentari yang akan menyilaukanmu.
Akankah hanya akan berhenti sesaat setelah semua ini
Ataukah
Akan semakin kuat kau menghadapinya?
Jalanmu masih panjang..berlari dan terus berlari ..
Jangan toleh kebelakang..
Jangan hiraukan siapapun yg menghadang
Pencapaian garis finish itu masih panjang..banyak hal yg akan merintangi.
Termasuk batu kerikil yg bisa jadi sandunganmu.
Termasuk sinar mentari yang akan menyilaukanmu.
Akankah hanya akan berhenti sesaat setelah semua ini
Ataukah
Akan semakin kuat kau menghadapinya?
Selasa, 14 April 2009
KaTa Orang..
Kata Orang Wanita Laksana Cermin Sekali Pecah Habislah Segalanya
Tapi Apalah Artinya Sebuah Cermin Bila Yang Dicintainya Enggan Berkaca
Kata Orang Wanita Seperti Telur Sekali Pecah Segalanya Hancur
Tapi Apalah Artinya Sebuah Telur Bila Yang Dikasihinya Enggan Bersyukur
Sebelum Cermin Itu Pecah Apa Salahnya Dibingkai Yang Indah
Sebelum Telur Itu Menetas Apa Salahnya Dierami Yang Pantas
Dibingkai Untuk Melindunginya
Dierami Untuk Mendewasakannya
Dia Perlu Dorongan Kekuatan
Dia Perlu Dukungan Pikiran
Dirinya Mudah Pecah Seperti Cermin
Dirinya Mudah Hancur Seperti Telur
Begitu Pula Hatinya Yang Tercermin Dalam Sorot Mata
Hatinya Tersalur Cermin Itu Bertanda Dirinya Yang Suci
Telur Itu Bermaksud Dirinya Yang Utuh
Bahwa Dia Memang Harus Dilidungi Sebisa Mungkin
Tapi Apalah Artinya Sebuah Cermin Bila Yang Dicintainya Enggan Berkaca
Kata Orang Wanita Seperti Telur Sekali Pecah Segalanya Hancur
Tapi Apalah Artinya Sebuah Telur Bila Yang Dikasihinya Enggan Bersyukur
Sebelum Cermin Itu Pecah Apa Salahnya Dibingkai Yang Indah
Sebelum Telur Itu Menetas Apa Salahnya Dierami Yang Pantas
Dibingkai Untuk Melindunginya
Dierami Untuk Mendewasakannya
Dia Perlu Dorongan Kekuatan
Dia Perlu Dukungan Pikiran
Dirinya Mudah Pecah Seperti Cermin
Dirinya Mudah Hancur Seperti Telur
Begitu Pula Hatinya Yang Tercermin Dalam Sorot Mata
Hatinya Tersalur Cermin Itu Bertanda Dirinya Yang Suci
Telur Itu Bermaksud Dirinya Yang Utuh
Bahwa Dia Memang Harus Dilidungi Sebisa Mungkin
Selasa, 17 Februari 2009
Kisah Klasik Untuk Dikenang
Ini kisahku, ceritaku dengan pejuang yang masih tersisa.
Ketiga teman rekan kerja yang sekaligus layaknya saudara bisa jadi pelampiasan segala perkara, setiap hari bertatap muka, saling memuji dan kadang mencela. Entah kenapa bawaan sifat tomboyku dari kecil mungkin sehingga membuat aku lebih cepat akrab dan lebih banyak punya teman-teman laki-laki dibandingkan perempuan. Ataukah mungkin karena sudah tidak ada perempuan lain yang tersisa ditempat ini?
Sebut saja Mas Latief, wong Bantul, wajah jawa tulennya jelas terlihat. Tubuh tidak terlalu tinggi dan dengan perut gendutnya yang semakin hari kian menonjol sering menjadi bahan obrolan kami, namun dengan gaya santai orangnya serta kepintarannya dalam membanyol seharusnya dia cocok untuk menggantikan acara Srimulat. Mungkin kalau dalam dunia pewayangan dia cocok jadi tokoh Bagong. Ataukah mungkin dalam dunia anak-anak cocok jadi anggota Teletubies. Bagaimanapun dia adalah pribadi yang menyenangkan.
Mas bayu, seorang pemuda yang mungkin boleh dikata secara usia sudah cukup dewasa, namun karena casing luarnya yang menarik (he..he..kayak hp aja..) sehingga terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. Tapi dulu sebenarnya dia sangat culun. Pembawaannya yang tenang serta dengan tutur bahasa yang halus ditambah dengan casing luar yang menarik harusnya dengan mudah dia bisa memikat para gadis. Tapi koq belum ada satu gadispun yang tertarik ataupun yang bisa membuat dia tertarik, kami semua kadang heran. Dan sepertinya dia lebih menikmati hidup dengan pacar khayalannya serta dengan prinsip yang sudah menyatu dalam hati. Salut!. Atau jangan-jangan ada yang tak beres dengan dirinya.(..haphaphaphap..pizz!..)
Mas Angga, Jogja asli namun sepintas dari parasnya terlihat sedikit ada campuran etnis Tionghoa, karena kulitnya yang putih ditambah dengan mata yang sipit dan dibingkai sebuah kacamata yang tak pernah lepas dari dirinya. Saat tertawa, bisa jadi malah tidak kelihatan pupil matanya, bisa dikatakan merem, untung kami cukup setia dan tidak pernah meninggalkan dia saat tertawa. Kadang kami sering memanggilnya Koh Angga. Sedikit pendiam dan misterius. Tidak lebih tinggi dibandingkan aku, bisa dikatakan paling kecil dibandingkan kami semua, tapi mungkin paling imut sendiri.
Terakhir aku, yang tak pernah tahu apa yang menjadi kelebihanku, mungkin lebih banyak kelemahannya. Jelas paling lemah, karena aku wanita sendiri (he..he..he..). Dan karena itu aku sering medapat prioritas utama. Hal yang paling sering yang aku lakukan adalah memanggil mereka semua dengan sebutan ”Oom”. Bersama merekalah aku mencoba menghabiskan akhir pekan yang kebetulan bertepatan dengan hari Valentine. Yaah..mungkin tak ada bedanya antara hari valentine dengan hari-hari biasanya. Aku dan mereka semua tiada pasangan disini..sendiri.
Jogja hari ini cerah. Padahal seringnya adalah hujan seharian megguyur dari malam kembali ke malam. Planning yang dibuat teman-teman untuk sejenak bersantai sejenak melepaskan segala pikiran dan kepenatan menjadikan Paris van Java alias pantai Parang Tritis sebagai tempat yang paling mudah untuk dijangkau. Ini bukan touring tapi piknik dengan segala macam perbekalan makanan. Mas Bayu mengatakan ini adalah acara makan yang pindah lokasi saja. Memang sudah dari siang dia mengincar perbekalan yang sudah aku persiapkan untuk kami semua. Dan aku berusaha mempertahankan mati-matian agar tidak berkurang sedikitpun olehnya. Iring-iringan kecil ini sengaja berangkat sore jam 16.00 agar sesampainya disana bertepatan dengan sunset. Kamera fotografer yang beratnya lebih dari 3 kg tidak lupa kami bawa sekalian untuk mengabadikan kisah ini. Terlihat Mas Latief yang sedang membonceng terlihat seperti kura-kura ninja ditambah lagi dengan tas ransel yang disandang Mas Bayu menjadikan mereka seolah-olah dua kura-kura ninja yang kompak. Aku sendiri membonceng Mas Angga, dengan cara mengendarai motor yang sering membuatku sport jantung.
Hal pertama yang dilakukan sesampainya disana adalah membuka perbekalan, dan siapakah pelaku utamanya? Jelas sudah. Ada air mineral 2 botol besar, roti isi coklat pisang, crakers dari segala merk, biskuit, wafers dan juga tambahan arem-arem yang kami beli dari penjual yang mengampiri kami di pantai. Tentu makanan tersebut memang tidak mampu kami habiskan semua karena jumlah kami hanya empat. Memang akhirnya sebagian kami bawa pulang lagi. Obrolan santai dan ringan menjadi iringan untuk menikmati makanan ini.
Tiba-tiba mas latief dengan tergesa mengeluarkan kamera yang sudah dibawa, ternyata dia melihat Tuan putri yang sedang menunggang kuda.
Oh..itu bukan Tuan putri, tapi lebih tepatnya adalah seorang turis asing yang kebetulan juga sedang mengunjungi pantai ini. Tubuhnya terlihat menarik dengan tank top warna merah menyala di padu padan hot pants, berkacamata coklat yang sama coklatnya dengan warna rambutnya yang keemasan terurai panjang. Sungguh cantik sekali, sinar senja membuat putih kulitnya semakin terlihat bercahaya. Gadis cantik sedang menunggang kuda, tentu ini jadi sebuah obyek gambar yang bagus. Dasar mas Latief, lagaknya memang kayak fotografer prefesioanal mengambil sana-sini dari berbagai sudut pandang dan bahkan mendekati turis tersebut untuk lebih dekat lagi dalam memotret. Yaah..ini boleh dikata ini pemandangan yang luar biasa sekalian cuci mata.
Dan entah bagaimana caranya, kuda yang ditunggangi sang turis itu sekarang malah berganti penunggangnya. Terlihat mas Latief layaknya seorang punggawa kerajaan yang maju perang dengan sorban yang diikatkan dikepalanya, minta untuk difoto. Ditambah lagi tingkah mas Angga yang seperti Kapten Tsubasa menendang bola yang tiba-tiba ditemukan di pantai ini. Tapi kenapa mas Bayu terlihat melamun saja.
Sejenak aku menyingkir dari mereka semua, menepi ke bibir pantai, memandang ke lautan lepas tanpa ada batas selain cakrawala. Diam, dengan mata terpejam kuresapi suasana senja ini. Sepoi angin seakan mengelusku lembut. Suara Debur ombak di depanku seakan memberitahukan bahwa aku tak sendiri. Kupandang mereka yang saling berkejaran untuk mencapai bibir pantai, dalam batas anganku aku berpikir, mungkinkah ombak-ombak ini suatu hari nanti akan merasa lelah untuk menjumpai pantai. Diibaratkan sebuah pasangan, ombak dan pantai adalah pasangan yang tak terpisahkan, sejauh apapun sang ombak pergi pasti akan kembali menjumpai pantai. Aku mencoba menikmati semuanya ini, meski masing-masing dari kami mempunyai kekhawatiran sendiri-sendiri. Melepaskan segala beban pikiran yang menguasai diri mseki hanya sementara. Bisa dikatakan suatu hari nanti ini akan jadi kisah klasik untuk dikenang kisah sekaligus perpisahan yang tersirat. Entah siapa nanti yang akan memulainya lebih dulu, aku tak tahu.
Senja yang berganti malam memaksa kami untuk meninggalkan pantai ini. Tidak sampai disini saja, perut kami masing-masing mulai berbunyi meminta kami untuk menemukan tempat yang nyaman buat makan dan melanjutkan obrolan.
Suasana malam tempat makan yang temaram dibawah cahaya lampu yang berwarna kuning keemasan, sebenarnya sangat romantis bagi mereka yang saat ini sedang merayakan malam valentine. Lagi-lagi kami saling mengolok karena di malam valentine tak ada satupun dari kami yang mempunyai pasangan disini. Liatlah...semua hanya bisa berpangku tangan..
Sekilas catatan kecil dari kawan :
“We’re the last fighter here. And we’ll never surrender, keep our spirit facing all of the problems. Such you always say Mr MH, “Be The Winner!”. Yes, we’re here fighting for u, and u should know that, Mr! So, fight for us too.. Mr!” Whekekekekek…
Ketiga teman rekan kerja yang sekaligus layaknya saudara bisa jadi pelampiasan segala perkara, setiap hari bertatap muka, saling memuji dan kadang mencela. Entah kenapa bawaan sifat tomboyku dari kecil mungkin sehingga membuat aku lebih cepat akrab dan lebih banyak punya teman-teman laki-laki dibandingkan perempuan. Ataukah mungkin karena sudah tidak ada perempuan lain yang tersisa ditempat ini?
Sebut saja Mas Latief, wong Bantul, wajah jawa tulennya jelas terlihat. Tubuh tidak terlalu tinggi dan dengan perut gendutnya yang semakin hari kian menonjol sering menjadi bahan obrolan kami, namun dengan gaya santai orangnya serta kepintarannya dalam membanyol seharusnya dia cocok untuk menggantikan acara Srimulat. Mungkin kalau dalam dunia pewayangan dia cocok jadi tokoh Bagong. Ataukah mungkin dalam dunia anak-anak cocok jadi anggota Teletubies. Bagaimanapun dia adalah pribadi yang menyenangkan.
Mas bayu, seorang pemuda yang mungkin boleh dikata secara usia sudah cukup dewasa, namun karena casing luarnya yang menarik (he..he..kayak hp aja..) sehingga terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. Tapi dulu sebenarnya dia sangat culun. Pembawaannya yang tenang serta dengan tutur bahasa yang halus ditambah dengan casing luar yang menarik harusnya dengan mudah dia bisa memikat para gadis. Tapi koq belum ada satu gadispun yang tertarik ataupun yang bisa membuat dia tertarik, kami semua kadang heran. Dan sepertinya dia lebih menikmati hidup dengan pacar khayalannya serta dengan prinsip yang sudah menyatu dalam hati. Salut!. Atau jangan-jangan ada yang tak beres dengan dirinya.(..haphaphaphap..pizz!..)
Mas Angga, Jogja asli namun sepintas dari parasnya terlihat sedikit ada campuran etnis Tionghoa, karena kulitnya yang putih ditambah dengan mata yang sipit dan dibingkai sebuah kacamata yang tak pernah lepas dari dirinya. Saat tertawa, bisa jadi malah tidak kelihatan pupil matanya, bisa dikatakan merem, untung kami cukup setia dan tidak pernah meninggalkan dia saat tertawa. Kadang kami sering memanggilnya Koh Angga. Sedikit pendiam dan misterius. Tidak lebih tinggi dibandingkan aku, bisa dikatakan paling kecil dibandingkan kami semua, tapi mungkin paling imut sendiri.
Terakhir aku, yang tak pernah tahu apa yang menjadi kelebihanku, mungkin lebih banyak kelemahannya. Jelas paling lemah, karena aku wanita sendiri (he..he..he..). Dan karena itu aku sering medapat prioritas utama. Hal yang paling sering yang aku lakukan adalah memanggil mereka semua dengan sebutan ”Oom”. Bersama merekalah aku mencoba menghabiskan akhir pekan yang kebetulan bertepatan dengan hari Valentine. Yaah..mungkin tak ada bedanya antara hari valentine dengan hari-hari biasanya. Aku dan mereka semua tiada pasangan disini..sendiri.
Jogja hari ini cerah. Padahal seringnya adalah hujan seharian megguyur dari malam kembali ke malam. Planning yang dibuat teman-teman untuk sejenak bersantai sejenak melepaskan segala pikiran dan kepenatan menjadikan Paris van Java alias pantai Parang Tritis sebagai tempat yang paling mudah untuk dijangkau. Ini bukan touring tapi piknik dengan segala macam perbekalan makanan. Mas Bayu mengatakan ini adalah acara makan yang pindah lokasi saja. Memang sudah dari siang dia mengincar perbekalan yang sudah aku persiapkan untuk kami semua. Dan aku berusaha mempertahankan mati-matian agar tidak berkurang sedikitpun olehnya. Iring-iringan kecil ini sengaja berangkat sore jam 16.00 agar sesampainya disana bertepatan dengan sunset. Kamera fotografer yang beratnya lebih dari 3 kg tidak lupa kami bawa sekalian untuk mengabadikan kisah ini. Terlihat Mas Latief yang sedang membonceng terlihat seperti kura-kura ninja ditambah lagi dengan tas ransel yang disandang Mas Bayu menjadikan mereka seolah-olah dua kura-kura ninja yang kompak. Aku sendiri membonceng Mas Angga, dengan cara mengendarai motor yang sering membuatku sport jantung.
Hal pertama yang dilakukan sesampainya disana adalah membuka perbekalan, dan siapakah pelaku utamanya? Jelas sudah. Ada air mineral 2 botol besar, roti isi coklat pisang, crakers dari segala merk, biskuit, wafers dan juga tambahan arem-arem yang kami beli dari penjual yang mengampiri kami di pantai. Tentu makanan tersebut memang tidak mampu kami habiskan semua karena jumlah kami hanya empat. Memang akhirnya sebagian kami bawa pulang lagi. Obrolan santai dan ringan menjadi iringan untuk menikmati makanan ini.
Tiba-tiba mas latief dengan tergesa mengeluarkan kamera yang sudah dibawa, ternyata dia melihat Tuan putri yang sedang menunggang kuda.
Oh..itu bukan Tuan putri, tapi lebih tepatnya adalah seorang turis asing yang kebetulan juga sedang mengunjungi pantai ini. Tubuhnya terlihat menarik dengan tank top warna merah menyala di padu padan hot pants, berkacamata coklat yang sama coklatnya dengan warna rambutnya yang keemasan terurai panjang. Sungguh cantik sekali, sinar senja membuat putih kulitnya semakin terlihat bercahaya. Gadis cantik sedang menunggang kuda, tentu ini jadi sebuah obyek gambar yang bagus. Dasar mas Latief, lagaknya memang kayak fotografer prefesioanal mengambil sana-sini dari berbagai sudut pandang dan bahkan mendekati turis tersebut untuk lebih dekat lagi dalam memotret. Yaah..ini boleh dikata ini pemandangan yang luar biasa sekalian cuci mata.
Dan entah bagaimana caranya, kuda yang ditunggangi sang turis itu sekarang malah berganti penunggangnya. Terlihat mas Latief layaknya seorang punggawa kerajaan yang maju perang dengan sorban yang diikatkan dikepalanya, minta untuk difoto. Ditambah lagi tingkah mas Angga yang seperti Kapten Tsubasa menendang bola yang tiba-tiba ditemukan di pantai ini. Tapi kenapa mas Bayu terlihat melamun saja.
Sejenak aku menyingkir dari mereka semua, menepi ke bibir pantai, memandang ke lautan lepas tanpa ada batas selain cakrawala. Diam, dengan mata terpejam kuresapi suasana senja ini. Sepoi angin seakan mengelusku lembut. Suara Debur ombak di depanku seakan memberitahukan bahwa aku tak sendiri. Kupandang mereka yang saling berkejaran untuk mencapai bibir pantai, dalam batas anganku aku berpikir, mungkinkah ombak-ombak ini suatu hari nanti akan merasa lelah untuk menjumpai pantai. Diibaratkan sebuah pasangan, ombak dan pantai adalah pasangan yang tak terpisahkan, sejauh apapun sang ombak pergi pasti akan kembali menjumpai pantai. Aku mencoba menikmati semuanya ini, meski masing-masing dari kami mempunyai kekhawatiran sendiri-sendiri. Melepaskan segala beban pikiran yang menguasai diri mseki hanya sementara. Bisa dikatakan suatu hari nanti ini akan jadi kisah klasik untuk dikenang kisah sekaligus perpisahan yang tersirat. Entah siapa nanti yang akan memulainya lebih dulu, aku tak tahu.
Senja yang berganti malam memaksa kami untuk meninggalkan pantai ini. Tidak sampai disini saja, perut kami masing-masing mulai berbunyi meminta kami untuk menemukan tempat yang nyaman buat makan dan melanjutkan obrolan.
Suasana malam tempat makan yang temaram dibawah cahaya lampu yang berwarna kuning keemasan, sebenarnya sangat romantis bagi mereka yang saat ini sedang merayakan malam valentine. Lagi-lagi kami saling mengolok karena di malam valentine tak ada satupun dari kami yang mempunyai pasangan disini. Liatlah...semua hanya bisa berpangku tangan..
Sekilas catatan kecil dari kawan :
“We’re the last fighter here. And we’ll never surrender, keep our spirit facing all of the problems. Such you always say Mr MH, “Be The Winner!”. Yes, we’re here fighting for u, and u should know that, Mr! So, fight for us too.. Mr!” Whekekekekek…
Kamis, 12 Februari 2009
Saat Biduk Mulai Karam
Sebuah kata-kata penguatan aku terima siang ini, mungkin benar saat ini aku sedang dihadapkan oleh sebuah pilihan yang bagiku sama-sama sulitnya. Mungkin tidak terlalu sulit seandainya keadaan sama seperti dulu, tapi tidak untuk saat ini.
Aku bingung, iya pasti..
Mencoba mencari sebuah pembenaran diri, melalui batas pikir yang begitu sempitnya.
Ketakutan-ketakutanku tak pernah ada yang bisa memahaminya.
Karena hanya aku yang hanya mampu merasakan.
Dua Pilihan :
Tetap Tinggal Atau Melangkah Pergi
Biduk ini hampir karam, ada kesempatan melangkah pergi dengan sebuah kepastian, ataukah aku harus mencoba untuk tetap tinggal dan berusaha tidak tenggelam.
Masing-masing mempunyai konsekuensi yang berbeda. Untuk hidupku, untuk langkahku.
Terlalu berat..berat sekali..
Cepat atau lambat jawabanku memang dinanti.
" Jalan menuju bahagia dan sukses tidak selalu lurus"
" Ada tikungan bernama kegagalan"
" Ada bundaran bernama kebingungan"
" Ada tanjakan bernama teman dan lawan"
" Lampu merah bernama musuh"
" Lampu kuning bernama keluarga"
" Kamu akan mengalami ban kempes dan pecah"
" Itulah Hidup"
" Tapi jika kamu membawa ban serep bernama TEKAD"
" Mesin bernama KETEKUNAN"
" Asuransi bernama IMAN"
" Pengemudi bernama TUHAN"
" Sampailah di daerah yang disebut SETIA, SUKSES, dan BAHAGIA"
Thanks Om jab buat smsnya!
Aku bingung, iya pasti..
Mencoba mencari sebuah pembenaran diri, melalui batas pikir yang begitu sempitnya.
Ketakutan-ketakutanku tak pernah ada yang bisa memahaminya.
Karena hanya aku yang hanya mampu merasakan.
Dua Pilihan :
Tetap Tinggal Atau Melangkah Pergi
Biduk ini hampir karam, ada kesempatan melangkah pergi dengan sebuah kepastian, ataukah aku harus mencoba untuk tetap tinggal dan berusaha tidak tenggelam.
Masing-masing mempunyai konsekuensi yang berbeda. Untuk hidupku, untuk langkahku.
Terlalu berat..berat sekali..
Cepat atau lambat jawabanku memang dinanti.
" Jalan menuju bahagia dan sukses tidak selalu lurus"
" Ada tikungan bernama kegagalan"
" Ada bundaran bernama kebingungan"
" Ada tanjakan bernama teman dan lawan"
" Lampu merah bernama musuh"
" Lampu kuning bernama keluarga"
" Kamu akan mengalami ban kempes dan pecah"
" Itulah Hidup"
" Tapi jika kamu membawa ban serep bernama TEKAD"
" Mesin bernama KETEKUNAN"
" Asuransi bernama IMAN"
" Pengemudi bernama TUHAN"
" Sampailah di daerah yang disebut SETIA, SUKSES, dan BAHAGIA"
Thanks Om jab buat smsnya!
Kamis, 05 Februari 2009
To Understand III
Aku diam
Bukan tanpa makna
Menggali rasa dalam relung hatiku
Aku diam
Bukan tanpa rasa
Menahan buncah dalam dada
Aku diam
Agar aku bisa lebih tenang
Bukan tanpa makna
Menggali rasa dalam relung hatiku
Aku diam
Bukan tanpa rasa
Menahan buncah dalam dada
Aku diam
Agar aku bisa lebih tenang
To Understand II
Aku kacau
Jelas!
Semalam
Hari ini
Pasti!
Terserah!
Terserah!
Terserah!
Persetan!
Masa Bodoh!
Berlebihankah?
Mungkin
Risi!
Iya buatmu!
Diluar batas?
Tak wajar?
Itu ukuranmu!
Gila!
Karenamu!
Semuanya
Buatku lemah
Lagi-lagi sembab
Jika tak memikirkanmu
Itu berarti aku melupakanmu
Tak lagi peduli denganmu
Menganggabmu tak ada
Dan bukan siapa-siapa
Tak berarti apa-apa
Kau mau?!
Jelas!
Semalam
Hari ini
Pasti!
Terserah!
Terserah!
Terserah!
Persetan!
Masa Bodoh!
Berlebihankah?
Mungkin
Risi!
Iya buatmu!
Diluar batas?
Tak wajar?
Itu ukuranmu!
Gila!
Karenamu!
Semuanya
Buatku lemah
Lagi-lagi sembab
Jika tak memikirkanmu
Itu berarti aku melupakanmu
Tak lagi peduli denganmu
Menganggabmu tak ada
Dan bukan siapa-siapa
Tak berarti apa-apa
Kau mau?!
To Understand I
Kidung laraku kembali jatuh
Malam ini untuk kesekian kali
Kulepaskan semua
Bibir kelu wajah sendu itu temani tidurku
Hanya segurat rasa
Berhasil melumpuhkanku
Memporak porandakan pertahanan jiwa
Menyesakkan dada
Merusak logika
Menjadikannya kembali ketitik terlemah
Aku tenggelam
Tidak!
Mencoba mengabaikan
Mencoba menyangkal
Dengan ketidakberdayaan yang telah menjadi teman mesra
Bukan seperti ini yang kuinginkan
Bukan seperti ini yang kuharapkan
Kembali ke awal
Sekuat batu karang!
Malam ini untuk kesekian kali
Kulepaskan semua
Bibir kelu wajah sendu itu temani tidurku
Hanya segurat rasa
Berhasil melumpuhkanku
Memporak porandakan pertahanan jiwa
Menyesakkan dada
Merusak logika
Menjadikannya kembali ketitik terlemah
Aku tenggelam
Tidak!
Mencoba mengabaikan
Mencoba menyangkal
Dengan ketidakberdayaan yang telah menjadi teman mesra
Bukan seperti ini yang kuinginkan
Bukan seperti ini yang kuharapkan
Kembali ke awal
Sekuat batu karang!
Jumat, 30 Januari 2009
Perempuan
Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi. Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.
Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.
Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki :
perasaan,
emosi,
kelemahlembutan,
keluwesan,
keindahan,
kecantikan,
rahim untuk melahirkan,
mengurusi hal-hal sepele...¡ hingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya...sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.
Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan.
Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.
Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.
Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... kata-kata yang lembut...ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti...membuatnya aman di dekatmu....
Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang...seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.
Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan perempuan, itu sepersekian dari hidupnya.... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya...Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di
sana.... karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... karena kau dan dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.
Sumber : Unknown
Kamis, 08 Januari 2009
Cinta Itu Kesempatan Atau Pilihan..??
Cinta itu Kesempatan atau Pilihan ???
Saat kita bertemu dengan seseorang yang sempurna, yang kita cintai di saat yang tepat, di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat.
Itu adalah kesempatan.
Saat kamu bertemu seseorang yang membuatmu tertarik. Itu bukan pilihan.
Itu adalah kesempatan.
Selalu bersama/bertemu dalam suatu waktu (dan banyak pasangan yang jadian karena hal ini) bukanlah suatu pilihan.
Itu adalah kesempatan .
Perbedaannya adalah setelah semuanya itu terjadi.
Kapan kau akan membawa rasa cinta, suka, ketertarikan tersebut naik ke tingkat selanjutnya?
Ketika kemudian akal sehat kita kembali bermain, kita akan duduk dan menimbang kembali apakah kau ingin melanjutkan hubungan tersebut atau melepaskannya.
Jika kau memilih untuk mencintai seseorang tersebut, meskipun dengan segala kekurangannya, itu bukanlah kesempatan.
Itu adalah pilihan.
Disaat kau memilih untuk bersama dengan seseorang, tidak peduli dengan hal lainnya.
Itu adalah pilihan
Meskipun kau tahu banyak orang di luar sana yang lebih menarik, pintar, dan lebih kaya daripada pasanganmu, dan ya, kau memutuskan untuk tetap mencintai
pasanganmu apa adanya.
Itu adalah pilihan.
Cinta, suka, ketertarikan datang kepada kita dari kesempatan.
Tetapi cinta sejati itu adalah sungguh-sungguh suatu pilihan.
Sebuah pilihan yang kita buat.
Berkenaan dengan teman sejiwa atau pasangan hidup, ada sebuah kutipan indah dari seorang bijak :
"Nasib membawamu untuk bersama, tetapi untuk tetap bersama sampai akhir itu semua tergantung dari dirimu."
Saya percaya bahwa teman sejiwa itu benar-benar ada.
Bahwa ada seseorang khusus diciptakan untukmu.
Tetapi itu masih tetap tergantung pada dirimu untuk membuat pilihan tersebut, apakah kau akan melakukannya atau tidak.
Kita mungkin akan menemukan teman sejati kita dengan kesempatan yang ada, tetapi untuk mencintai dan bersama dengan teman sejiwa kita, itu adalah
tetap pilihan kita untuk mewujudkannya.
Kita datang ke dunia ini bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk mencintai…
Tetapi untuk belajar, bagaimana mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan sempurna…
Gimana pendapat anda?
Langganan:
Postingan (Atom)