Kembali kunikmati perjalananku kali ini
Lagi-lagi berdiri diatas kaki..
Yaah..bagaimanapun hal ini bisa buatku bersyukur atas kaki yang sehat yang telah dianugrahkan kepadaku. Sempat terekam diingatanku beberapa saat yang lalu sebelum naik ke bus surabayanan, seorang laki-laki setengah baya berlari-lari sekuat tenaga dengan hanya sebelah kakinya dan sebatang tongkat penyangga, melompat ke dalam bus kota.
"Berhasil..!"
Itulah sorak yang terlontar dlam hatiku, meski miris juga saat melihatnya.
Janji yang diingkari oleh seorang kawan sempat buatku jengkel. Harusnya ku bisa langsung balik jogja tanpa harus transit. Bukan suatu pengingkaran namun keterlambatan yang membuatku tidak bisa mentolerir lagi...entah..kenapa aku bisa setega ini, hal ini yang jadi pemikiranku dalam bus kota yang membawaku kembali melanjutkan perjalanan setelah sekian lama menunggu di penantian.Bunyi hp yang berdering sesaat setelah ku meninggalkan tempat itu tak ku gubris. Termasuk sms yang mengatakan akan menantiku sampai aku balik lagi kesitu juga kubiarkan saja, mungkin karena sudah keburu mangkel.
"Masa bodoh..Tunggu saja sampai tahun depan yang pasti ku takkan datang.."runtukku dalam hati. "Belajarlah menemukan jalan kembali pulang".
Ku pilih naik kereta api, dengan pertimbangan tidak sama penuhnya dengan bus Sumber Kencono Surabaya-Jogja yang aku tumpangi tadi.
Aaaah..kejengkelan ini ta boleh menguasaiku karena akibatnya hariku akan buruk.Mencoba mematuhi nasehat tak bertuan yang katanya senyuman bisa menjadi obat mujarab bagi semua hal. Ku langkahkan kaki memasuki stasiun dengan ringan, dengan memasang sedikit senyum diwajahku. Sedikit memberi angin segar kepada tukang becak, sopir taksi serta petugas loket..apa salahnya, yang pasti aku jangan sampai dipikir sebagai orang gila.
Berwarna kuning mentereng kayak permen.."Prameks" kereta ini yang sering jadi langgananku antara Solo-Jogja, tidak seperti kereta pada umumnya. Aku naik ke dalam kereta yang memang belum banyak terisi penumpang. Ku pilih kursi paling belakang dan pojok sendiri. Dua orang ibu naik setelah aku dan memeilih duduk disampingku, sempat kulontarkan senyum paling manis kepada mereka sebgai tanda mempersilahkan. Entah, mereka menganggabku senyumku manis ataupun malah pahit, aku nda tahu..yang kutahu mereka membalas tersenyum dan duduk disebelahku. Sempat bincang-bincang dan ku tahu mereka bersaudaraan yang satu tinggal di Jakarta,satunya di Jogjakarta. Obrolan ini menjadi menarik dan akupun cukup nyaman dengan mereka, kadang diselingi dengan canda tawa. Oleh mereka dikiranya aku keturunan Arab..karena hidungku yang mancung..Oo..aku hanya tersenyum..(Weew,arab jawa iya..bisikku dalam hati...Narsis!!..) Keramahan mereka tidak hanya samapi disitu saja, ditawarinya aku dengan berbagi makanan dan buah-buahan yang mereka bawa.
Separo perjalanan ku habiskan dengan bercerita, makan sembari sesekali melempar pandangan keluar jendela kereta saat ku melihat sesuatu yang menarik diluar sana.
Dipemberhentian stasiun berikutnya beberapa penumpang terlihat naik dan turun, bangku kereta sudah mulai terisi semua. Seorang ibu dengan menggendong anaknya terlihat sibuk mencari kursi yang masih bisa ditempati. Kayak yang diiklan-iklan itu kali ya..seorang mas-mas yang juga melihat trus pura-pura tidur. Begitupula dengan lainnya yang dekat dengan si ibu pura-pura tak melihat. Akhirnya kurelakan kursi yang kutempati. Dan kunikmati lagi berdiri diatas kaki. Yaah...lagi-lagi.. :)
Ada beberapa orang yang berdiri selain aku, kereta benar-benar penuh, mungkin karena bertepatan dengan hari libur. Meski sempat bincang-bincang dengan si Bapak petugas penarik karcis yang sempat menemaniku berdiri sebelum melaksanakan tugas beliau, namun tetap saja perjalanan ini meletihkanku. Rasa-rasanya punggung dan kakiku mau lepas. Ku coba mencari tempat sandaran yang nyaman diantara besi-besi pegangan kursi.
ku cari kesibukan sendiri agar perjalanan ini tidak terasa panjang, mulai kubuka buku elektrik ku yang senantiasa setia menemani dan menulis...ku larut sendiri dan tak terasa sampai juga..
Terima kasih untuk para sopir taksi yang sudah menanti..hwehwehwe..